Beberapa hari itu, tetangga di komplek perumahanku sempat cekcok. Mereka berdua ribut hanya karena sebuah lahan parkir.
Yang satu merasa bahwa itu adalah tempat mobilnya, namun yang satu lagi merasa bahwa memang semestinya ia memarkirkan mobilnya disitu. Cekcok itu berlangsung lama.
Melihat itu aku mengingat salah satu novel yang pernah aku baca. Novel yang berjudul ‘The Good Neighbor.’
Novel ini bergenre urban thriller dan ditulis oleh Ilham Mahendra. Satu hal yang membuatku teringat akan novel ini adalah latar tempatnya, yang menunjukkan kompleks perumahan.
Bahkan konfliknya pun sedikit sama, yaitu berhubungan dengan tetangga.
***
Cerita novel ini dimulai dengan penemuan jasad di salah satu tanah kosong di Perumahan Parkville. Setelah diketahui identitasnya, jasad itu adalah Annisa, seorang anak gadis yang juga merupakan penghuni perumahan itu.
Penemuan jasad ini menggegerkan seluruh penghuni perumahan. Namun, polisi sulit untuk mengungkapkan siapa pembunuhnya. Polisi harus bisa menemukan bukti yang kuat dari para alibi penghuni perumahan.
Namun, siapa sebenarnya yang tega untuk melakukan itu? Mengapa ada seseorang yang mau membunuh seorang gadis SMA yang menjadi idola banyak orang? Adakah sesuatu yang disembunyikan oleh para tetangga? Adakah yang mereka lindungi?
***
Aku membeli novel ini karena acara baca bareng yang dilakukan oleh salah satu booktuber, yaitu Kak Kanaya Sophia. Waktu itu, aku sering ikut jika beliau mengadakan acara baca bareng.
Waktu awal-awal membaca novel ini, aku sempat bosan. Menurutku alurnya berjalan sedikit terlalu lambat. Tidak ada unsur yang mencolok yang bisa membuat kita semakin penasaran pada saat di awal.
Namun, cerita mulai menanjak ketika penyelidikan terjadi. Penyelidikan diceritakan dengan gaya seperti interogasi. Jadi kita seperti ada di dalam sebuah percakapan antara polisi dan yang mungkin akan menjad tersangka.
Sudut pandang di novel ini ada dua, yaitu sudut pandang ketiga untuk para tetangga perumahan dan teman-teman Annisa dan sudut pandang pertama untuk Annisa sendiri.
Menurutku, yang paling menarik dari novel ini adalah bagaimana tokoh dan perannya yang menggerakkan cerita. Bahkan kontribusi dari mereka yang sedikit dapat menjadi benang merah dari ceritanya sendiri.
Tokoh di novel ini lumayan banyak. Apalagi dengan adanya para tetangga. Namun, penulis bisa membuat tokoh-tokoh ini penting. Ia tidak ingin agar tokoh ini hanya menjadi sampingan.
Menurutku hal itu hebat. Dengan tokoh sebanyak itu dan masih bisa dibuat dengan watak yang unik. Apalagi desain si tokoh utama yaitu Annisa, yang menjadi korban.
Desain itu cocok untuk menjadi penggerak cerita. Membuat spekulasi pembaca bahwa Annisa dibunuh karena hal itu. Namun, nyatanya tidak. Akhir cerita yang seperti itu dapat membuat efek kejutan bagi pembaca.
Alur yang ada di novel ini campuran. Ada alur maju yaitu saat penyelidikan dan keadaan perumahan. Ada alur mundur yaitu saat menceritakan kehidupan Annisa. Kedua hal ini sama-sama mengalir dan tidak berbelit.
Bahasanya juga tidak terlalu baku dan dalam. Pembaca yang baru ingin membaca genre thriller mungkin bisa membaca ini. Ceritanya menurutku seperti teenlit hanya saja lebih gelap.
Pesan yang bisa kudapat dari buku ini hanya satu, yaitu betapa tidak ada manusia sempurna di muka bumi ini. Kita hanyalah mahluk biasa yang memiliki perasaan. Kita bisa menjadi iblis dan malaikat di waktu yang bersamaan.
Aku melihat hal itu di akhir cerita. Apalagi ketika penyebab kematian tokoh utama terungkap. Membuat semua hal menjadi lebih tragis dan menyedihkan.
***
Kita tidak akan pernah tau seluk beluk niat seseorang. Untuk itu, waspada harus selalu ada. Bukan mencurigai, hanya saja iblis akan selalu ada di dekat kita. Wujudnya kadang bisa berupa manusia maupun suara.
Komentar
Posting Komentar