Kemarin saya baru menonton film berjudul ‘Death on the Nile.” Film ini ternyata sukses membuat saya memasukkannya ke dalam daftar film adaptasi yang menurut saya lumayan bagus dan menarik. Ada beberapa hal dan faktor yang membuat film ini menjadi layak ditonton. Dari banyak faktor tersebut saya akan menyebutkan lima yang menjadi faktor utama untuk membuat film ini menarik.
*Disclaimer: Apa yang saya tulis di sini adalah opini saya mengenai apa yang telah saya tonton dan alami sendiri dan bukan informasi yang berupa fakta. Jika anda mau tahu sendiri bagaimana filmnya silahkan ditonton sendiri.
Lima Faktor Penentu Film ‘Death on the Nile’ menjadi film adaptasi novel terbaik
1. Cerita yang tidak berbelit-belit dan sesuai dengan novelnya
Terkadang salah satu kesalahan film adaptasi novel adalah membuat alur cerita yang berbeda dengan bukunya. Sang penulis script dan juga sutradara mungkin ingin membuat film yang mudah dimengerti untuk kalangan awam. Alih-alih bagus film malah menjadi jelek dan tidak tahu arahnya kemana.
Namun itu tidak berlaku untuk film ‘Death on the Nile.’ Film ini cukup mengerti bagaimana cerita semestinya. Jika saya orang awam yang belum membaca novelnya saya pasti akan senang juga dengan alur cerita yang disuguhkan.
2. Latar tempat dan suasana negara Mesir yang bagus
Ketika latar tempat sudah berpindah ke Mesir, saya cukup kagum dengan penggambaran suasana yang dibuat. Apalagi ketika adegan dimana mereka berada di salah satu kuil di Mesir.
Saya lupa dengan nama kuilnya. Namun, di sana kita bisa melihat suasana Mesir yang seperti apa dan bagaimana. Jujur jika ternyata semua hal itu menggunakan teknologi CGI saya sepertinya tidak akan percaya karena semuanya terlihat sangat detail dan bagus.
3. Akting setiap aktor/aktris yang profesional dan mumpuni
Salah satu aktor yang menjadi favorit saya adalah yang memerankan Detektif Hercule Poirot. Menurut saya aktingnya lumayan bagus dan cocok dengan bagaimana Hercule Poirot semestinya. Apalagi ketika sudah mencapai bagian akhir, dimana pelaku mulai terungkap.
Di dalam novel mungkin kita tidak akan bisa melihat bagaimana watak tokoh semestinya. Kita hanya bisa berandai-andai. Ketika sudah menjadi film itu semua berbeda. Emosi dan hal-hal lain penting untuk mendukung tokoh . Semua aktor dan aktris di film ini menurut saya sangatlah pintar. Akting mereka terlihat on point dan cocok.
4. Cerita mudah untuk dimengerti
Film bergenre detektif mungkin akan sukar untuk dimengerti oleh kalangan umum. Namun, film yang satu ini tidak seperti itu. Ceritanya dari awal mudah untuk kita mengerti dan kasusnya juga tidak terkesan susah dengan plot twist yang membingungkan.
Menurut saya memang pembawaan cerita oleh Agatha Christie selalu sederhana. Kasus yang diberikan juga sederhana dan tidak rumit. Hal ini membuat kita yang tidak pernah tahu atau membaca karya beliau dapat mengerti jika hanya menonton filmnya.
5. Plot twistnya sangat on point dan tidak diubah
Maksud dari on point adalah tepat sasaran. Plot twist yang diberikan Agatha Christie di akhir cerita sangat tepat untuk mengakhiri semuanya. Twist itu yang akhirnya memberikan penjelasan mengenai apa yang terjadi dan alasan motif pelaku.
Untung saja di film tidak ada perubahan penempatan plot twist itu. Semuanya ditaruh sebagaimana mestinya dan membuat akhir cerita menjadi indah.
***
5 hal yang saya sebutkan ini hanyalah berdasarkan opini saya saja. Saya memang salah satu penggemar karya beliau dan sangat antusias ketika melihat bukunya akan dibuat menjadi film. Dan ternyata filmnya tidak mengecewakan sama sekali.
Jika teman-teman ingin menonton filmnya, teman-teman bisa mencarinya di aplikasi Disney+ karena filmnya sudah keluar juga di sana. Selamat menonton!
Waaah penasaran nonton filmnya. Terakhir nonton adaptasi agatha christie yang Murder on the Orient Express. Thanks reviewnya kak
BalasHapusThanks kak review filmnya. Jadi penasaran nonton filmnya. Ditunggu review yg lainnya
BalasHapus